Nor Ain Rusli
Nor Ain Rusli

Keutamaan menikahi janda

Keutamaan Menikahi Janda
    

Adakah keutamaan menikahi janda? Ataukah lebih baik dengan gadis saja?

Keutaman Menolong Para Janda

Dari Abu Hurairah, berkata, “Rasulullah SAW bersabda,

السَّاعِي عَلَى اْلأَرْمَلَةِ وَالْمَسَاكِيْنِ، كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيْلِ اللهِ، وَكَالَّذِي يَصُوْمُ النَّهَارَ وَيَقُوْمُ اللَّيْلَ

“Orang yang berusaha menghidupi para janda dan orang-orang miskin laksana orang yang berjuang di jalan Allah. Dia juga laksana orang yang berpuasa di siang hari dan menegakkan solat di malam hari.”(HR. Bukhari no. 5353 dan Muslim no. 2982)

Termasuk dalam menolong para janda adalah dengan menikahi mereka. Namun janda manakah yang dimaksud?

Disebutkan dalam Al Minhaj Syarh Shahih Muslim (18: 93-94), ada ulama yang mengatakan bahawa “armalah” yang disebut dalam hadits adalah wanita yang tidak memiliki suami, baik ia sudah menikah ataukah belum. Ada ulama pula yang menyatakan bahawa armalah adalah wanita yang diceraikan oleh suaminya.

Ada pendapat lain dari Ibnu Qutaibah bahwa disebut armalah kerana kemiskinan, iaitu tidak ada lagi bekal nafkah yang ia miliki karena ketiadaan suami. Armalah boleh disebut untuk seseorang yang bekalnya tidak ada lagi. Demikian nukilan dari Imam Nawawi.

Dari pendapat terakhir tersebut, janda yang punya keutamaan untuk disantuni adalah janda yang ditinggal mati suami atau janda yang diceraikan dan sulit untuk menanggung nafkah untuk keluarga. Adapun janda kaya, tidak termasuk di dalamnya.

Keutamaan Menikahi Janda yang Ditinggal Mati Suami dan Memiliki Anak Yatim

Kita tahu bersama bahawa anak yatim adalah anak yang ditinggal mati ayahnya. Anak seperti inilah yang dikatakan yatim dan punya keutamaan untuk ditolong kerana penanggung nafkahnya -iaitu ayahnya- sudah tiada. Jika ada yang menikahi janda kerana ingin menolong anaknya, maka ia akan dapat keutamaan besar menyantuni anak yatim.

Dari Sahl ibnu Sa’ad, dari Nabi SAW, baginda bersabda,

« أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِى الْجَنَّةِ هَكَذَا » . وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى ، وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا

“Kedudukanku dan orang yang menanggung anak yatim di syurga bagaikan ini.”   [Beliau merapatkan jari telunjuk dan jari tengahnya, namun beliau regangkan antara keduanya]. (HR. Bukhari no. 5304).

Menikahi Janda ataukah Perawan?

Walau memang menikahi perawan ada keutamaannya. Namun menikahi janda tidak boleh dipandang sebelah mata. Bahkan ada pemuda yang menginginkan janda dibanding gadis perawan. Semisalnya seorang pemuda ingin mencari wanita yang lebih dewasa darinya sehingga mampu mengurus adik-adiknya.

Dari Jabir bin ‘Abdillah, ia pernah berkata,

تَزَوَّجْتُ امْرَأَةً فِى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَلَقِيتُ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ « يَا جَابِرُ تَزَوَّجْتَ ». قُلْتُ نَعَمْ. قَالَ « بِكْرٌ أَمْ ثَيِّبٌ ». قُلْتُ ثَيِّبٌ. قَالَ « فَهَلاَّ بِكْرًا تُلاَعِبُهَا ». قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ لِى أَخَوَاتٍ فَخَشِيتُ أَنْ تَدْخُلَ بَيْنِى وَبَيْنَهُنَّ. قَالَ « فَذَاكَ إِذًا. إِنَّ الْمَرْأَةَ تُنْكَحُ عَلَى دِينِهَا وَمَالِهَا وَجَمَالِهَا فَعَلَيْكَ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ »

“Aku pernah menikahi seorang wanita di masa Rasulullah SAW. Lalu aku bertemu dengan Nabi SAW, beliau pun bertanya, “Wahai Jabir, apakah engkau sudah menikah?” Ia menjawab, “Iya sudah.” “Yang kau nikahi gadis ataukah janda?”, tanya Rasul SAW. Aku pun menjawab, “Janda.” Rasul SAW mengatakan, “Kenapa engkau tidak menikahi gadis saja, bukankah engkau mampu bersenang-senang dengannya?” Aku pun menjawab, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki beberapa saudara perempuan. Aku khuwatir jika menikahi perawan malah nanti ia sibuk bermain dengan saudara-saudara perempuanku. Rasul SAW bersabda, “Itu bererti alasanmu. Ingatlah, wanita itu dinikahi kerana seseorang memandang agama, harta, dan kecantikannya. Pilihlah yang baik agamanya, engkau pasti menuai keberuntungan.” (HR. Muslim no. 715).

Take Note : Status J yang disandang oleh seorang wanita memang berat baginya, begitu juga seorang lelaki yang ingin menikahi J. Buat si lelaki ikhlaskan hatimu menerima kehadirannya. Mereka sendiri tak minta untuk berstatus demikian

1 ulasan